Sebelum ini, saya pernah berceloteh soal intervensi Appreciative Inquiry untuk pengembangan organisasi melalui perubahan pertemuan (simpel juga nih). Sekarang, saya ingin berbagi pengalaman dan modul intervensi pengembangan organisasi melalui program orientasi.
Kebanyakan praktisi HRD dan OD, membayangkan program orientasi karyawan baru sebagai program yang ditujukan pada sang karyawan. Betul! Tetapi bisa lebih dari itu. Program orientasi karyawan baru bisa kita redesain sebagai intervensi pengembangan organisasi. Bisa untuk pembentukan budaya organisasi, bisa untuk organisasi pembelajaran, bisa untuk membangun budaya coaching dan lainnya.
Kebanyakan program orientasi itu, pihak perusahaan memberikan materi kepada karyawan baru. Alias materi satu arah dari perusahaan ke karyawan baru. Harapannya, karyawan baru tahu dan bisa menyesuaikan dengan keadaan perusahaan. Karyawan baru sebagai pisah yang pasif dalam program itu. Tapi dalam banyak riset, mendengarkan lebih dari 20 menit itu sudah tidak efektif. Materi yang diserap hanya sampai 30% dari yang disampaikan.
Nah, saya dipercaya menangani sebuah perusahaan untuk mendesain sistem HRD mereka. Saya meredesain program orientasi karyawan baru agar lebih efektif dan lebih besar dampak positifnya. Kebetulan waktu itu, perusahaan telah merumuskan 4 nilai yang menjadi pondasi budaya perusahaan. Tapi, selama ini masih kesulitan untuk memanifestasikan nilai itu dalam kehidupan kerja. Ada beberapa poin menarik dari desain baru program orientasi itu.
Pertama, saya mendesain sebuah aktivitas yang disebut sebagai the great story. Dalam aktivitas ini, karyawan baru diberi panduan yang berisi 3-4 pertanyaan untuk setiap sesi. Karyawan baru diminta untuk membuat janji makan siang dengan karyawan senior baik didepartemen sendiri maupun departemen lain. Selama makan siang ini, karyawan baru ngobrol melalui pengajuan pertanyaan yang ada dalam panduan.
Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan appreciative inquir yang sengaja saya susun untuk menggali pengalaman terbaik karyawan senior terkait dengan sebuah nilai budaya. Sehingga, makan siang menjadi proses dialog mengenai pengalaman terbaik tentang nilai-nilai budaya yang ingin dilestarikan. Karyawan senior akan mengingat berbagai pengalaman, memilih yang terbaik dan menceritakan dengan penuh rasa bangga. Karyawan baru bertanya dan mendengarkan kisah-kisah yang menakjubkan tentang perusahaan yang baru mereka masuki.
Pada titik itu, karyawan baru dan karyawan senior terlibat dalam proses emosional yang positif. Relasi yang terbangun tidak hanya relasi kerja, tetapi juga relasi personal yang positif pula. Program orientasi karyawan tidak hanya mengintervensi karyawan baru, tetapi juga mengintervensi karyawan senior. Mereka berkolaborasi membangun citra positif perusahaan.
Kedua, selanjutnya karyawan baru akan dilibatkan dalam the great workplace. Dalam aktivitas ini, karyawan baru fokus pada proses bisnis dalam depatermen mereka. Karyawan baru melakukan wawancara dengan beberapa orang untuk menyusun alur kerja yang dilakukan dalam departemen mereka. Setelah itu, mereka akan menyampaikan hasil itu kepada atasan langsung mereka. Sehingga, atasan langsung bisa mengkonfirmasi pemahaman karyawan baru sekaligus mendapatkan masukan proses bisnis yang terjadi di unit kerjanya. Karyawan baru paham pekerjaan, atasan langsung dapat umpan balik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar